http//www.manahilkhair.com

special for AiLL My son n Muhar my wife

Sabtu, 17 Juli 2010

OSPEK DAN MANFAATNYA

Bulan ini adalah saat di mana para mahasiswa baru di banyak kampus mulai merinding hebat: Ospek sudah dekat, GAWWAT. Orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) memang identik dengan perploncoan, padahal tidak selalu demikian halnya. Apapun, telah banyak kritik dan penentangan dari masyarakat. Ada banyak yang mengajukan argumen tentang mengapa ospek perploncoan harus dihapuskan. Nah, tulisan saya berikut adalah tentang mengapa ospek perploncoan masih terus lestari hingga sekarang dan juga tentang pemikiran saya mengapa pengondisian keras masih dibutuhkan.

Bagi Anda yang sudah berkutat lama dengan issue ospek dan pengkaderan massal mahasiswa baru, mustinya pertanyaan berikut sudah tak asing:

Mengapa sih ospek perploncoan susah dihapuskan? Apa yang membuat aktivitas ini begitu berharga sehingga segala upaya yang dilakukan pihak rektorat untuk menghapusnya seringkali berakhir dengan keberatan luar biasa dan kegagalan?

Sesuai dengan namanya, apakah tujuan awal dari Ospek adalah untuk membantu mahasiswa baru mengenal program studi dan kampusnya? Iya, memang. Tapi bukan itu yang jadi pertimbangan kenapa perploncoan menjadi bagian lekat darinya. Dalam maksud saya menawarkan alternatif atau modifikasi dari model ospek yang ada, saya merasa akan lebih adil kiranya untuk terlebih dahulu menilik baik-baik maksud dan logika pembentukan budaya perploncoan ini. Jangan hanya mencela tanpa berusaha memahami, karena di balik aktivitas yang unik ini pasti ada motif baik yang bisa kita temukan. Tidak mungkin perploncoan bisa menjadi budaya bila bukan karena kemanfaatan positif yang bisa dihasilkan darinya.

474028840 225f33cf73 b Tinjauan Kritis Ospek Perploncoan Mahasiswa Baru
Senior yg melakukan ospek seperti ini mustinya punya tujuan baik. Sekarang tinggal kita telusuri lagi bagaimana sih kok bisa perploncoan yang kayak gini bisa dibilang punya manfaat positif. [foto diambil dari koleksi mas Dhana]


Perlu kita ketahui bahwa fenomena Ospek dengan perploncoan ini juga terjadi di negara-negara lain (silahkan googling dg keyword initiation ceremonies). Konsep Ospek Perploncoan sudah dikenal sejak lama. Suku Thonga dari Afrika Selatan adalah salah satu suku tertua yang masih memelihara tradisi perploncoan untuk anak lelaki yang ingin mendapat pengakuan sebagai seorang lelaki dewasa.

Ketika seorang bocah telah berusia antara 10 hingga 16 tahun, dia dikirim oleh orang tuanya di “curcumcision school” yang diselenggarakan tiap 4 atau 5 tahun sekali. Ritual inisiasi ini dimulai dengan berlarinya setiap bocah dalam garis panjang yang di sana telah berbaris para lelaki dewasa yang akan memukuli mereka dengan tongkat kayu di sepanjang perjalanan. Di akhir perjalanan, baju sang bocah akan dilucuti dan rambutnya dicukur habis. Dia lalu harus menjalani tiga bulan masa inisiasi untuk menjalani enam ujian utama: dipukuli (oleh lelaki dewasa yang telah dilantik), bertahan dalam cuaca dingin tanpa baju dan selimut, kehausan, makan makanan yg sungguh tak enak & layak, dihukum (semisal dg meremukkan jari ketika ketahuan melanggar aturan), dan terancam tewas selama menjalani ritual. Semua ini mengingatkan saya pada cerita di film 300! di mana pemuda Spartan harus menjalani masa2 dengan ritual inisiasi yang mirip dengan suku Thonga ini.
spartan ospek perploncoan trial
Ospek perploncoan suku tribal dan spartan memang amat keras, namun seluruh aktivitas perploncoan mereka relevan dengan untuk apa mereka dimaksudkan hidup; yakni petarung untuk berperang.
300 movie03 Tinjauan Kritis Ospek Perploncoan Mahasiswa Baru

Memang aneh, tapi perploncoan modern juga memiliki enam unsur yang sama dengan ospek di tribal world; mulai dari pemukulan, exposure pada dingin, siksaan haus, makan makanan yang memuakkan, hukuman, hingga ancaman kematian. Seperti ospek yang dilakukan di salah satu kampus ternama di Bandung, di sana mahasiswa baru diinjak-injak senior secara beramai-ramai, long march di gunung dalam keadaan kurang makan, kurang minum, dan tidur pun di atas pohon. Sementara di kampus lain perploncoan di kampus lain di Jawa Barat -seperti yang kita tahu- telah mengakibatkan kematian dari salah satu prajanya.